RESPON
PAPER
MEDIATED
MOBILIZATION
Lauritha
Riama Elistiana Hutabarat
Mobilisasi sendiri
mempunyai pengartian pergerakan. Yang dimana menurut Eitzen and Stewart,
gerakan sosial adalah sebagai upaya kolektif untuk mempromosikan, menolak, atau
melawan perubahan. Yang mencul ketika seseorang tidak puas dan mempunyai tujuan
untuk memobilisasi.
Mobilisasi dan gerakan
sosial saat ini tergantung pada kemampuan orang untuk membangun jaringan, mencari
dan memberikan informasi, membuat rekomendasi serta mengumpulkan dan menawarkan
“modal reputasi” dan kepercayaan secara online. Jadi, jaman sekarang ini sudah
menggunakan media online tanpa harus bersusah – susah untuk mengumpulkan masa
yang mempunyai tujuan yang sama. Bisa langsung di share atau dipublikasikan
melalui media online dan semua orang dapat melihat secara mudah dan tersebar.
Mobilisasi dalam
gerakan media baru jaman sekarang bisa merupakan isu yang diangkat dari
keprihatinan bersama atau nilai – nilai yang sama ataupun rasa yang sama
sehingga orang – orang ikut mendukung.
Gerakan social dan
mobilisasi dibagi menjadi tiga :
-
Collective
behaviour theory
Gerakan sosial sebagai aksi yang
dimotori beberapa aktor individu, berfokus pada kualitas gerakan yang terjadi
spontan,berbasis pada teori “wabah mental” pengaruh sosial dalam ilmu komunikasi,
dan cenderung memotret gerakan sebagai luapan emosional dan irasional.
-
Resource
Mobilization Theory (RMT)
Bertolak belakang dengan Collective
Behaviour Theory, gerakan sosial dilihat sebagai hal rasional, upaya kolektif
dimana partisipan beraksi secara sadar untuk tujuan tertentu dan menggunakan strategi
untuk mengartikulasikan tuntutan, mengidentifikasi dan mengumpulkan sumber daya
material dan kultural, terorganisasi secara hierarkis, pada umumnya melalui
saluran institusional.
Media dan teknologi infromasi adalah
sumber daya untuk dimanfaatkan dan dieksploitasi untuk menyebarkan informasi di
kalangan aktivis, membentuk wacana, atau menginformasikan dan membujuk
pendukung gerakan.
-
New
Social Movements (NSMs)
Gerakan sosial baru menekankan
nilai-nilai komitmen personal, identitas dan kreativitas di antara aktivis
gerakan, dengan latar belakang kelompok yang lebih terdidik, profesional kerah
putih, dan pekerja informasi kreatif. Dan biasanya lebih kepada kasus pribadi.
Seperti perokok yang membuat komunitas anti rokok dan berhasil menghentikan
penjualan nikotin terbesar di pulau Bali.
Media dan TIK merupakan sarana untuk mengekspresikan
tujuan/kepentingan, publikasi kegiatan, nilai-nilai, dan representasi simbolis
dari isu-isu dan untuk menggeser wacana populer. Aktivis dapat mengunggah
nilai,cita-cita dan gaya hidup serta komitmen pribadi terhadap gerakan dan
sikap politik mereka sebagai contoh bagi orang lain.
Ada
juga yang menggunakan hacktivism, dan menjadikan 3 hal penting ini dalam
melalui mobilisasi :
1. Untuk
mengkordinasikan orang banyak
2. Untuk
mempublikasikan berita atau group atau kelompok yang ada
3. Dan
melalui hacking dapat mengirimkan dan menyebarkan berita dengan cepat.
Yang biasanya dominan
dengan gerakan social, identitas politik, budaya dan gaya hidup.
Peran teknologi
komunikasi dalam gerakan social baru :
1. Peran
terpenting internet adalah menjadi alat yang sangat diperlukan untuk koordinasi
antara kelompokkelompok yang beragam, terutama dalam proses pengorganisasian
dan melakukan protes turun kejalanan, aksi langsung, dan
"perlawanan-terhadap pertemuan penting" di seluruh dunia.
2. Penggunaan
internet dalam gerakan Global Justice telah menjadi platform untuk memproduksi
dan mendistribusikan konten. Web yang digunakan untuk "mempromosikan"
kegiatan gerakan, identitas kolektif, dan nilai-nilai ke khalayak yang lebih
luas, memberikan cara pandangan alternatif selain pandangan pihak lawan dan
lembaga pers mainstream, berbagi informasi dan membangun solidaritas di
kalangan aktivis dan kelompok.
3. Peran
yang paling ‘tidak konvensional’, penggunaan teknologi media baru di kalangan
aktivis Global Justice untuk terlibat dalam hacktivism/ pembangkangan
elektronik masyarakat sipil elektronik (Wray, 2008).
Mediated mobilization
jelas kolaboratif. Proses mempromosikan kolaborasi untuk gerakan antara orang yang
sependapat. Kolaborasi sini mengambil berbagai bentuk hubungan interpersonal
dan interaksi dalam jaringan (penciptaan berbagi ide, pendapat, dan informasi melalui
blog, webistes, wiki, email, dan listservs, partisipasi dalam skala besar dalam
aksi protes, lokakarya, counter KTT dsb
Mediated mobilization
secara fundamental intervensionis dalam tujuan, praktik, dan etos.
Yaitu :
1. aspek
makro, mobilisasi termediasi membantu gerakan terlibat dalam kerja lembaga
sosial dan politik. Pada tingkat menengah, mempengaruhi pengorganisasian dan
struktur organisasi gerakan sosial itu sendiri.
2. level
mikro, interpersonal / tingkat individu, sifat intervensionis mobilisasi
termediasi adalah aspek "prefigurative" aktivis yang menempatkan
nilai-nilai dan komitmen praktik hidup sehari-hari sebagai contoh kepada orang
lain, bagaimana tindakan pribadi dapat mempromosikan perubahan sosial dan
politik.
REFERENSI :
SAP Media Baru Universitas Bunda Mulia “Mediated
Mobilization”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar