Respon Paper
“Mediated
Mobilization”
Stephanie
Leonardi 14130038
Berkaitan
dengan pembahasan mengenai Mediated
Mobilization yang merupakan genre yang membahas tentang pergerakan media
yang terus berkembang. Pergerakan tersebut membuat khalayak memiliki kesadaran
tersendiri untuk bertindak terhadap suatu fenomena yang sedang terjadi. Semisal
saat ada demonstrasi, mungkin media yang biasanya meliput juga pasti akan ada
disana untuk mengabadikan momen tersebut, tetapi terkadang apa yang diberitakan
media mempunyai pro dan kontranya masing-masing. Maka dari itu setiap apa yang
diberitakan oleh media, sebaiknya kita sebagai pembaca dan khalayak sekaligus
harus mampu menyaring berita mana yang benar untuk dicerna atau hanya
“settingan” semata saja. tidak dipungkiri bahwa banyak sebagian dari penikmat
berita tersebut sudah terlena dengan apa yang selalu disiarkan oleh berita
tanpa mencernanya terlebih dahulu. Ini menyebabkan banyaknya perdebatan yang
terkadang harus lebih diperhatikan serta lebih kompleks.
Mobilisasi
media ini pun mencakup mengenai berbagai gerakan social didalamnya. Mobilisasi
dan gerakan social ini pun juga tergantung pada kemampuan setiap individu untuk
sadar dalam hal membangun jaringan, mencari dan memberitakan informasi, membuat
rekomendasi serta mengumpulkan dan menawarkan modal reputasi dan kepercayaan
secara online.
Jika
kita melihat beberapa hari yang lalu, tentu masih ingat di benak kita semua
mengenai demonstrasi 4 November 2016 lalu yang mengecam Ahok dengan kecaman
penistaan agama. Demo yang berpusat di Istana Negara tersebut menuai perhatian
masyarakat dari seluruh pelosok negeri dan luar negeri. Ini tentu menjadi momok
penting bagi perkembangan mobilisasi media karena tidak semua berita yang
muncul saat itu benar adanya.
Banyak
pemberitaan yang muncul menjelang demo dan di hari demo tersebut. Pemberitaan
yang muncul seperti adanya aksi ricuh sebelum demo berlangsung, adanya juga
demo di tempat lain dan tidak bersikap damai. Tetapi jika kita mengkaji lebih
lanjut demo aksi damai 4 November 2016 tersebut menjadi pusat perhatian
khalayak dan menjadi berita trending beberapa
hari ini.
Banyaknya
isu kebencian dan kebohongan yang disebarkan oleh media membuat khalayak
menjadi takut akan adanya demo tersebut. Yang seakan-akan aka nada demo
besar-besaran dan membahayakan. Padahal pihak kepolisian dan Kapolri pun sudah
berjaga-jaga dan mengantisipasi bagaimana menjaga ketat berlangsungnya
demonstrasi tersebut agar tetap berjalan lancar dan damai dari awal hingga
akhir. Pihak yang berwajib pun juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang
dan tidak khawatir berkaitan dengan adanya aksi demonstrasi ditanggal 4
November 2016 tersebut dan menghimbau untuk tidak langsung percaya dengan
adanya berita simpang-siur yang hanya memecahkan keutuhan bangsa dan Negara.
Mobilisasi
media pun sangat terlihat pada aksi demonstrasi 4 November 2016 yang lalu.
Semua media menyorot dari sisi yang kebanyakan negative karena memang aksi demo
tersebut tidak membawa dampak baik bagi masyarakat. Hanya mengadu domba saja
antar golongan. Padahal jelas kita ini masyarakat Indonesia yang berpegang
teguh terhadap Pancasila yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap
satu, tidak ada perbedaan yang harus dispesifikan. Maka dari itu kita sebagai
khalayak atau penikmat informasi harus bisa mengetahui mana hal yang sesuai
dengan akal agar tidak begitu saja dibodoh-bodohi oleh media. Harus pintar
memilah-milah berita mana saja yang bisa diambil kebenarannya dan tidak menelan
mentah-mentah berita yang ada.
Karena
jika hanya menelan mentah-mentah berita yang ada, malah menimbulkan
kesalahpahamanan yang seharusnya tidak terjadi. Membahas demo 4 November 2016 tersebut
menjadi topic yang sangat digemari oleh masyarakat akhir-akhir ini. Sebagai
seorang khalayak dan penikmat informasi tentu saya sebenarnya tidak begitu
setuju dengan adanya aksi demo tersebut yang banyak rumor berkata demo tersebut
hanyalah untuk “kepentingan pribadi” saja bukan sepenuhnya untuk kelangsungan
bangsa dan Negara, tentu ini sangat pilu jika memang benar terjadi. Tentu
kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Luar Batang menjadi akibat dari
“kepentingan pribadi” tersebut.
Terlebih banyak
informasi yang mengatakan sebenarnya ada settingan video perkataan Ahok yang
dihilangkan oleh Buni Yani. Kalaupun memang benar terjadi ini sungguh kejam
sekali, karena potongan tersebut yang terkena dampaknya pun kita semua. Jalur
jalanan lumpuh total, masyarakat pun menjadi takut beraktivitas diluar karena
mendapati berita-berita yang membahayakan. Tentu hal ini harus dikritisi lebih
lanjut, keadilan adalah milik semua orang terlebih untuk bangsa dan Negara kita
ini. Hal seperti itu harus dikaji dan ditindak lebih lanjut agar tidak terjadi
kejadian seperti aksi demo 4 November 2016 kemarin. Yang merugikan banyak hal
dan banyak orang, terlebih lagi sampai melakukan aksi criminal penjarahan dan
perusakan di Luar Batang malam harinya.
Dilihat
dari Demo 4 November kemarin tentu menjadi contoh bagaimana caranya menggerakan
orang sebegitu banyaknya untuk melakukan kegiatan untuk tujuan tertentu? Ini menjadi
contoh yang sangat konkrit jika dikaitkan dengan genre Mediated Mobilization. Berdasarkan isu yang beredar, ada “oknum-oknum”
tertentu yang menjadi penyokong dana untuk para pengikut demo tersebut, seperti
kata pepatah ada udang dibalik batu. Tentu menggerakan orang yang cukup banyak
seperti itu tidaklah mudah, maka dari itu mobilisasi yang dilakukan juga pasti
memuat maksud tertentu untuk tujuan tertentu.
Daftar Pustaka
SAP Mata Kuliah Media Baru dan
Masyarakat, UBM, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar